Ngomongin kuliner asal Jawa Tengah, cita rasa makanan identik dengan rasa manis. Tentunya untuk
orang-orang yang tidak biasa dengan makanan seperti ini akan merasa aneh, apalagi
saya terbiasa menyantap makanan berbumbu, asin dan pedas. Menurut saya, beberapa
makanan di Jawa Tengah jarang yang berbumbu komplit kemudian lebih banyak yang
ditumis seadanya. Bagaimana caranya agar lidah saya bisa menyantap makanan disini? Ini sih, anggapan pertama kali saat menginjakkan kaki di Purwokerto.
Terlepas dari semua itu, saya
mulai terbiasa dengan hal apapun yang saya alami di Purwokerto, termasuk
makanan, orang-orang dan budayanya. 7 tahun sangat cukup membuat saya merasa nyaman. Saya mulai doyan bahkan suka dengan masakan orang-orang sini. Saya pun semakin tahu,
Indonesia penuh dengan perbedaan dan multikultural. Tentunya inilah nilai
positif dari Indonesia yang bisa kita jual sebagai produk wisata ke negara
asing. Tinggal bagaimana wisata tersebut dikemas menarik namun didukung fasilitas
transportasi, infrastruktur dan kesiapan dari masyarakat wisata itu sendiri.
Kembali berbicara mengenai
kuliner, saya akan berbagi mengenai pengalaman saya ketika makan di tempat-tempat makanan yang pernah dan sering saya kunjungi.
1.
Soto Kriyik Purbalingga (Jl. Jenderal
Soedriman, Purwokerto / sekitaran Pasar Wage)
Awal ceritanya ketika
seorang teman ngepos foto di media sosial. Ketika ngelihat gambar makanan,
langsung lah mata merangsang otak, dan menstimulus untuk bisa segera mencicipinya.
Pekan lalu, kebetulan saya ke Pasar Wage sama abang saya. Dari
rumah, udah berniat akan nyari keberadaan warung soto. Kebetulan pula kita laper
banget abis dari pasar. Eh, setelah nyari-nyari dan nanya tukang parkir, kita
gak nemuin itu warung. Pencarian pun berakhir, karena kita udah muter-muter
sampe hujan turun, dan akhirnya kami pun pulang dengan sedikit kecewa.
Beruntungnya,
di belakang rumah kami, ada yang jualan sroto (dibaca:soto). Soto isi kupat,
bihun, kecambah, daun bawang, suwiran ayam, dan berkuah kacang yang memang khas
dari Purwokerto (Soto Sokaraja). Harganya mana murah pula, cuma Rp 5.000. Lumayan
banget kan buat ngeyangin perut. Untuk rasanya agak manis dan dicampur sambelnya yang pedas.
Jadi perpaduan manis dan pedas.
***
Beberapa
hari kemudian, sepulang jalan-jalan eksplore Banyumas buat update materi Lomba Utama Blog Visit Jateng2015. Saya pun mengobati rasa penasaran untuk makan soto
tersebut. Ternyata warungnya berada di depan toko yang sudah tidak digunakan
lagi, di atas trotoar, sebelah toko obat-obatan.
Akhirnya
saya rasa penasaran saya hilang. Ibu penjualnya cukup lama meracik makanan yang
akan kami santap. Nah, gak taunya, sampailah itu makanan. Porsinya benar-benar
semangkuk penuh. Perbedaan soto ini adalah pada toppingnya, telur diiris kecil-kecil,
lalu ada kacang tanahnya, kerupuk warnanya kecoklatan rasanya asin, daging dan hati ayam kampung, sambal kacangnya yang terpisah dan kuahnya
lebih kental. Benar-benar puas ! Saya hampir tidak sanggup melahapnya, padahal
sebelumnya perut saya kelaparan betul. Untuk harganya cukup terjangkau, hanya Rp
14.000 saja. Saya memberikan poin 8 untuk kenikmatan santapan kuliner ini.
Soto Kriyik |
2.
Sate Bebek Tambak
Masih di Banyumas. Kita bisa menemukannya di
Kecamatan Tambak. Nah, kalo kalian lagi liburan atau ngelewatin daerah ini.
Sebaiknya sempatkan diri untuk mampir sebentar ke warung sate bebek disana. Pecinta
kuliner wajib banget nyicipin makanan yang satu ini. Mungkin kita lebih sering makan
sate ayam atau sapi. Ini berbeda dari biasanya, daging bebek men. Siapa yang
suka daging bebek? Ayooo ngaku ! Untuk letaknya di sekitaran Pasar Tambak. Ada
banyak warung-warung berjejeran. Nah, rekomendasi saya, coba di warungnya Pak Ghepol
atau yang sebelahnya (lupa namanya). Kenapa? Soalnya dagingnya lebih mateng,
bumbu kacang dan bumbu kecapnya lebih mantap. Untuk harganya variatif, sekitar
Rp 18.000 - Rp 25.000, sudah termasuk nasi, es teh, sop tulang bebek dengan
sedikit berdaging. Enak banget ! Langsung kenyang .
Sate Bebek. Duh, gambar satenya ngeblur. Udah ga fokus soalnya, nahan laper. |
3.
Es Durian (Purbalingga)
Siapa yang suka king fruit ? Saya ! Kalau
kalian lagi liburan ke Purbalingga. Wajib banget buat nyicipin minuman nikmat
ini. Apalagi kalau cuaca sedang panas terik. Letaknya di dekat Jembatan Klawing
(daerah Bancar). Untuk harganya masih terjangkau kok, Rp 12.000 saja (kalau
belum naik). Nah, di dekat warung es ini, tepatnya di depan Kantor Pengadilan,
kita bisa menemukan warung Soto Bancar berjejeran. Kita bisa makan di bagian belakang warung dengan view Sungai Klawing. Kalau masih penasaran juga, ada lagi Soto yang
lumayan enak, di Jatisaba. Jaraknya ga jauh dari Bancar kok, ya sekitar kurang
lebih 2 km.
Es durian Purbalingga |
4.
Mie Ongklok (Wonosobo)
Ada yang enak, ada yang biasa aja, ada yang
ga enak. Makanan asal Wonosobo ini wajib banget dicoba buat kamu-kamu yang suka
kuliner. Atau kalian yang berwisata ke Dieng, kan lewat Wonosobo tuh (kalo
lewat sih), sempatkanlah buat nyobain Mie Ongkloknya. Jadi, mie ini kuahnya
kental gitu. Biasanya makannya pake tempe kemul (tempe goreng) dan sate daging sapi. Enaknya
adalah udara disana kan dingin tuh, apalagi kalau malam, mungkin karena deket
gunung kali ya, cocok banget makan mie ongklok yang biasanya kuahnya hangat. Untuk
harga mie ongklok murah kok, sekitar Rp 7.000 - Rp. 10.000 saja, yang mahal
adalah satenya, sekitar 2 kali lipat dari harga mienya. Jadi , kapan mau
nyobain mie ongklok ? Sedap loh !
Mie Ongklok. Syedap ! |
Ada
lagi, wisata kuliner yang wajib kamu coba kalau sedang berada di pusat kota.
Yaitu, makanan di sekitar Alun-Alun Wonosobo. Disana banyak makanan dijual. Ada
es dawet (Banjarnegara punya nih), sate, tahu kupat, dan lain-lain. Alun-Alun
Wonosobo pun tidak kalah indah untuk dijadikan tempat persinggahan kalian
jika melewati Wonosobo. Selain, banyak pohon rindang, adem, rapi, dan ramai
juga. Jadi, kapan mau ke Wonosobo?
Kupat Tahu, Dawet, Sate. |
5.
Lontong Sayur (Mungkid, Magelang)
Sebenernya kesamaan antar daerah di Indonesia lebih
banyak dibandingkan dengan perbedaannya kalau diteliti lebih jauh. Lontong
sayur setahu saya hanya ada di Medan, Tapanuli, dan sekitaran Sumatera. Gak
taunya, pas saya jalan-jalan ke Magelang, tepatnya Punthuk Setumbu. Setelah
melewati Candi Mendut. Di daerah Mungkid, saya menemukan warung ini. Lontong
berkuah santan dengan telor, kerupuk, dan sayur labu siam.
Lontong Sayur |
Intinya sih, kuliner di Jawa Tengah sangat banyak. Sangat beragam.
Sangat berbeda, walaupun sedikit mirip-mirip. Terus kapan kalian mau berkunjung
ke Jawa Tengah ? Cobain kulinernya. Cobain wisatanya. Udah bermimpi belum bisa mengunjungi 29 Kabupaten dan 6 Kota
di Jawa Tengah ? Saya sendiri punya impian itu. Hanya saja, baru 9 dari 35 saja yang pernah saya kunjungi.
Hahahaha J Setiap daerah
punya keunikan dan keindahannya masing-masing. Maju terus Pariwisata Jateng.
Pariwisata Indonesia !!!
Nah kalo ini kuliner di rumah saya kalau Idul Adha. |
Banner Lomba |