Weekend
kemaren, saya berkesempatan mengeksplore Ibukota Jakarta bareng blogger
Jabodetabek, Lampung bahkan Bandung yang diadakan oleh IDCorners bertajuk
Jakarta Night Journey. Pada event tersebut, para blogger diajak jalan-jalan
menelusuri wisata ibukota seperti Jakarta Smart City, Balaikota, City Tour, Kota
Tua dan Monumen Nasional.
Kurang
lebih sebanyak 35 blogger hadir di hari sabtu kemarin. Titik pertama yang dituju
adalah Gedung Balaikota lantai 3. Tepatnya lounge Jakarta Smart City. Di dalam
ruangan ini, tersusun meja kerja dengan teknologi modern yang cukup lengkap. Screen
kamera cctv yang memantau kondisi lalu lintas tampak real. Disitu kami
mendengarkan penjelasan pekerja tenaga ahli yang terdengar kental dengan logat bataknya.
Sedikit
review yang saya dapatkan, Jakarta Smart City merupakan akses online warga
Jakarta untuk memantau kondisi, aktivitas, arus informasi yang ada di Jakarta
dan berguna sebagai tempat mengeluarkan aspirasi maupun keluh kesah atas permasalahan
yang masyarakat temui di ibukota.
Melalui
portalnya smartcity.jakarta.go.id , masyarakat dapat mengakses informasi
seperti harga sembako di pasar, update kamar kosong di rumah sakit, harga tanah
per meter persegi, kondisi lalu lintas dan lain-lainnya. Untuk menambah
kualitas, tersedia aplikasi online yang bisa digunakan untuk yaitu Qlue. Selain
itu, terdapat aplikasi pendukung lainnya seperti zomato, trafi, ragunan zoo, go
food, iJakarta, info pangan, dan waze.
Jakarta
Smart City semacam terobosan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
membangun ibukota dengan kondisi nyata di lapangan, aspirasi dan kritikan seperti
sampah, kerusakan infrastruktur, dan kemacetan arus lalu lintas.
Selesainya,
kami menuju ke lantai dasar, disanalah tempat Gubernur Jakarta beserta
staf-stafnya bekerja. Arsitektur bangunannya antara neo klasik eropa dan
campuran Indonesia. Di lantai dasar lebih banyak ruangan untuk rapat, aula
pertemuan dan hall serbaguna. Menuruni tangga layaknya tangga di film Titanic,
sedikit klasik. Di hall tersebut terpampang gambaran dan tulisan mengenai program-program
seperti progres pengerjaan jalan tol, proyek mrt, jalan layang, normalisasi
Waduk Pluit, penggusuran dan pembangunan rumah susun. Ada pula tulisan sejarah
Jakarta dengan foto Gubernur dan wakilnya.
Melangkah
ke depan, ada ruang galeri foto. Di tembok berderet foto pemimpin Jakarta sejak
dahulu hingga masa Pak Jokowi. Meja kursi disusun rapi dengan vas bunga yang
berisi tumbuhan hidup. Cermin, pot bunga, lampu gantung menambah kemewahan
ruangan itu.
Pada bagian
agak ke depan terdapat ruang tamu, ruang kerja Gubernur, ruang transit tamu, lalu
melangkah keluar ada pendopo dengan taman air mancur.
Para
blogger banyak berfoto mengabadikan momen disitu. Ada pula wisatawan domestik
yang datang berkunjung. Mereka melihat foto-foto, selfie, dan duduk-duduk di
sofa. Saya sedari awal memegang kamera smartphone Asus Zenfone 2 Laser untuk
mengambil gambar. Semua ruang hampir saya potret, dengan angle dari sudut
ruangan, dari atas, dari bawah dan menyeluruh.
Dengan smartphone Asus, saya dapat
dengan cepat menangkap fokus gambar. Didukung fitur kamera yang cukup, resolusi
13 megapiksel dengan bukaan lensa f2.0, saya lebih suka menggunakan mode manual
untuk hasil foto yang lebih orisinil (cukup akurat). Performa multitasking pun sangat
efisien karena dapur pacu, chipset, dan RAM yang mumpuni. Sehabis motret, sesekali
saya langsung mengupdate status ke media sosial (live tweet #EnjoyJakNight) tentang
serunya kegiatan kami saat itu. Namun saya harus menghemat baterai untuk terus
bisa mengambil foto dan momen hingga akhir perjalanan.
Pada
abad ini, smartphone menjadi alat fotografi yang paling simple untuk dipakai.
Dengan menggunakan gawai, saya merasa efisien dan mudah dalam memotret momen.
Secara kualitas, Asus Zenfone yang saya gunakan cukup mumpuni dengan fitur
kameranya, terlebih ketika mendapat cahaya yang optimal. Hasil foto tidak jauh
berbeda dengan kamera digital sejenis mirrorles maupun DSLR yang lebih
fungsional dengan fitur canggihnya. Dengan menggunakan fitur manual, saya cukup
puas mendapatkan hasil foto yang lumayan bagus, namun hasil foto akan semakin
terlihat kualitasnya ketika saya memindahkan ke laptop/komputer.
Baru-baru
ini pula, Asus merilis smartphone Zenfone 3 terbaru yang semakin meningkatkan kualitasnya
untuk user mobile photography. Fitur canggih yang disisipkan dilengkapi akses interface
untuk memudahkan pengguna dalam kecepatan pengambilan momen (gambar). Penambahan
fitur seperti HDR pro, low light,
depth of field (untuk foto makro), dan beberapa efek foto yang bisa digunakan, sedangakan
mode manual diperkaya dengan kecepatan rana kamera sampai dengan 32s, OIS (meminimalisir blur) dan EIS (dalam mode video),
eksposur, auto focus yang hanya membutuhkan 0,03 detik (triTech), ISO serta white balance. Menariknya lagi, dipacu
dengan sensor Sony IMX 298 16 megapiksel,
Zenfone 3 mampu merekam video hingga resolusi 4k. Benar bila tagline produk tersebut
menyatakan bahwa Asus Zenfone 3 Built For Photography. Sedikit membayangkan
pula, kalau saya dapat menggunakan produk tersebut untuk melatih kemampuan berfoto
saya yang masih amatiran pasti akan terbantu sekali dengan fitur-fiturnya