Perjalanan ke Semarang 16 juli 2018 kemarin terbilang dadakan. Setelah dapat konfirmasi dini hari dari panitia Sharing Session Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam Semarak Asian Games 2018 yang diadakan di beberapa kota di Indonesia, salah satunya di Semarang. Akhirnya saya pesan tiket KA Kamandaka untuk esok pagi jam 10.25 dari Purwokerto. Perjalanan ini tak lepas dari ajakan Kak Olipe untuk ikut acara yang digelar oleh Kemenko PMK. Akhirnya kita berangkat dari Purwokerto bareng bertiga sama Mas Pradna.
Saya berangkat naik motor menuju ke stasiun. Awalnya saya mengira kalau Daop V Purwokerto masih menyediakan penitipan motor. Ternyata sudah tidak ada lur. Akhirnya saya menitipkan motor di rumah warga yang menyediakan jasa penitipan. Untuk tarif per harinya sebesar Rp10.000 saja. Akhirnya saya masuk ke stasiun. Mencetak tiket alias check-in kedatangan. Berjalan masuk ke peron. Langsung ke gerbong 4. Meletakkan tas ransel di rak atas. Waktu masih sekitar 11 menit sebelum keberangkatan. Saya belum melihat Kak Olipe dan Mas Pradna. Mereka masih di area penumpang sepertinya. Saya keluar lagi menuju ke minimarket. Membeli minuman dan tolak angin. Pas saya balik lagi, barulah mereka masuk saat kereta akan berangkat. Mereka duduk di kursi depan seberang kursi saya.
Saya berangkat naik motor menuju ke stasiun. Awalnya saya mengira kalau Daop V Purwokerto masih menyediakan penitipan motor. Ternyata sudah tidak ada lur. Akhirnya saya menitipkan motor di rumah warga yang menyediakan jasa penitipan. Untuk tarif per harinya sebesar Rp10.000 saja. Akhirnya saya masuk ke stasiun. Mencetak tiket alias check-in kedatangan. Berjalan masuk ke peron. Langsung ke gerbong 4. Meletakkan tas ransel di rak atas. Waktu masih sekitar 11 menit sebelum keberangkatan. Saya belum melihat Kak Olipe dan Mas Pradna. Mereka masih di area penumpang sepertinya. Saya keluar lagi menuju ke minimarket. Membeli minuman dan tolak angin. Pas saya balik lagi, barulah mereka masuk saat kereta akan berangkat. Mereka duduk di kursi depan seberang kursi saya.
Saat di kereta, kami
booking penginapan. Pilihan menginap awalnya memutuskan harga yang paling
murah. Sampai kepada kemudahan akses ke lokasi acara. Ya akhirnya kami memesan
penginapan di gedung yang sama dengan acara esok hari. Apartment Star lantai 19
– 20. Harga
per kamar nya dibandrol seharga Rp252.000 sudah termasuk pajak (via aplikasi
online). Selesai
sudah urusan kamar. Saatnya menikmati perjalanan.
Kereta Kamandaka cukup
ramai dengan penumpang. Kereta ini berhenti di beberapa stasiun seperti Bumiayu,
Slawi, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Weleri, dan dua stasiun di Semarang. Kereta
Kamandaka memiliki jadwal tiga kali sehari sedari sehabis subuh hingga sore
hari. Harga tiket yang dipatok dimulai dari Rp70.000 sampai dengan Rp140.000.
Sekali perjalanan dari Purwokerto ke Semarang membutuhkan waktu selama +/- 4,5
jam. Ini kali kedua bagi saya mengunjungi Semarang. Memang kali kedua, namun
tidak pada hal yang sama. Halah, mendadak Raisa.
Sampai di Semarang, kita
langsung cus ke penginapan. Sampai di Apartment Star Hotel, kami masuk ke lobi
hotel, terus melipir ke belakang untuk menuju ke lift khusu apartment. Ya
langsung ke lantai 19 untuk check-in. Saat masuk, pengunjung menitipkan uang
deposit sebesar Rp100.000. Jadi pengelola hotel dan apartment itu beda orang.
Kami dapat nomor di 201 dan 202.
Lorong kamar |
Lorong menuju kamar cukup
bersih. Ada kursi yang berjejer di area ini. Saat masuk ruangan, aroma bau rokok
menyambut bak pintu dibuka. Ruang kamarnya cukup lapang. Memiliki fasilitas kasur
berkapasitas dua orang, pantry beserta peralatannya, meja makan, meja kerja,
tv, ac, dan kamar mandi dengan shower. Worthy enough sebanding dengan harganya.
Saat tirai dibuka. Taraaaaa . Pemandangan lanskap yang dipenuhi sama bangunan
di bawah sana terlihat mini. Aktivitas jalan raya yang dipenuhi kendaraan lalu
lalang. Jadi lokasi apartment ini sebelahan sama Java Mall. Lokasinya berada di
pusat keramaian.
Ruang Kamar |
Lanskap dari bilik jendela |
Untuk kenyamanan, cukup
oke lah kalau dijadikan pilihan tempat menginap ke Semarang. Di lantai atasnya
pun terdapat kolam renang dan kitchen bar. Bentuk kolamnya memanjang, dengan lantai
kebiruan sehingga membuat airnya semakin kelihatan bersih. Tersedia pula ruang
bilasnya. Jadi kalau mau menikmati suasana ketinggian atau hendak berenang,
pengunjung dapat menuju ke area roof top ini.
Kolam renang atasnya punya pemandangan yang cakep |
Cerita sore itu dilanjut
dengan rasa lapar yang menyerang. Akhirnya kak Olipe pesan makanan via ojek
online. Makanan datang, kami pun makan, lalu kenyang, kemudian tepar. AC yang
terasa dingin membuat males-malesan di balik selimut. Selepas maghrib, barulah kami
beranjak ke mall untuk beli jajanan lalu melipir ke warung tenda menghabiskan
malam rabu-an di pinggir jalan Kota Semarang.