Tampilkan postingan dengan label Tugas Kuliah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Kuliah. Tampilkan semua postingan

Juni 19, 2013

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)



Di Indonesia ada 107 penyelenggara kliring lokal yang dilaksanakan BI maupun bank yang ditunjuk oleh BI. Untuk menyelenggarakan kegiatan kliring digunakan 4 jenis sistem yang berbeda :
  1. Sistem Kliring Elektronik, digunakan di Jakarta.
  2. Sistem Kliring Otomatis, digunakan di Medan, Bandung dan Surabaya.
  3. Sistem Semi Otomatis Kliring Lokal (SOKL), dipakai di 33 wilayah kliring yang diselenggarakan bank yang ditunjuk BI.
  4. Sistem Manual, diterapkan pada 31 penyelenggara kliring non-BI
SKNBI dibuat untuk meminimalkan berbagai resiko, seperti risiko likuiditas, resiko operasional dan risiko fraud (kecurangan). Hal yang terpenting, dengan diimplementasikannya SKNBI ini dapat mendorong perputaran dana yang semakin tinggi dan mengurangi floating dana yang terjadi karena penundaan settlement pada sistem kliring lokal. Manfaat bagi bank peserta kliring terkait dengan optimalisasi pengelolaan likuiditas bank dimana sebelumnya, bank harus mengelola likuiditas di seluruh wilayah kliring. Jika suatu bank menjadi anggota di seluruh wilayah kliring, maka setiap hari mereka harus memonitori dan menyelesaikan posisi kliring di 107 wilayah di Indonesia.
Melalui SKNBI, proses kliring sudah tersentralisasi. Para penyelenggara kliring hanya melaporkan hasil Sentral Sistem Kliring (SSK). Semuanya digabung, lalu menyelesaikan pembebanannya ke bank, sehingga bank hanya memantau likuiditasnya dan pembebanan kepada rekening dilakukan sekali saja ke SSK di Jakarta. Kemudian peserta hanya akan memiliki satu posisi kliring setiap hari. Hal ini memberikan manfaat yaitu proses kliring menjadi lebih cepat, monitoring transaksi lebih mudah, dan seattlement lebih terkontrol.

Pengertian SKNBI
Kliring merupakan pertukaran waktu atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring, baik atas nama bank yang ditunjuk BI maupun atas nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) adalah system kliring yang dikelola Bank Indonesia yang meliputi kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Berikut merupakan cakupan SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia)
Kliring Kredit :
  1. Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa disertai penyampaian fisik warkat (paperless).
  2. Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).
  3. Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar DKE kredit yang dikirim peserta.
Kliring Debit :
  1. Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian,yang digunakan untuk transfer debit antarbank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debit (cek ,biyet giro,nota debit,dan lain-lain).
  2. Penyelenggaraan kliring debet dilakukan secara lokal di setiap wilayah kliring oleh Penyelenggara Kliring Lokal (PKL).
  3. PKL akan melakukan perhitungan kliring debit berdasarkan DKE debit yang dikirim peserta.
  4. Hasil perhitungan klliring debit secara lokal tersebut selanjutnya dikirim ke Sistem Sentral Kliring (SSK) untuk diperhitungkan secara nasional oleh PKN.
Cara kerja SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia)
 
Seluruh Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) wajib terhubung dengan Sentral Sistem Kliring (SSK) melalui Jaringan Komunikasi Data (JKD) yang dapat berupa leased line atau dial up. Adapun untuk Terminal Peserta Kliring (TPK) yang tidak berhubungan dengan SSK (TPK offline), pengiriman DKE dilakukan dengan menggunakan media rekam data elektronis (disket, flashdisk, atau CD) yang disampaikan kepada PKL.


Share:

Mei 22, 2013

STUDI KASUS BAB 12 - MENGUJI COBA PERUSAHAAN VALERO DENGAN MANAJEMEN REALTIME


1.  Organisasi, manajemen dan isu-isu teknologi harus ditujukan ketika mengembangkan dasbor perusahaan Valero Energi. Jika manajemen saling terkait dan didukung adanya hubungan organisasi yang baik, manajer akan dapat berbagi praktik terbaik dengan satu sama lain dan membuat perubahan dalam peralatan untuk mengurangi konsumsi energi namun tetap mempertahankan target produksi. Isu teknologi yang digunakan seperti WEB (Internet) sangat berguna untuk manajer pabrik di daerah terpencil agar tersambung dengan kantor pusat perusahaan. Penyediaan dasbor secara langsung tersambung ke integrasi perusahaan manufaktur SAP (System Application and Product in data processing) dan aplikasi inteligensi dimana setiap catatan produksi pabrik dan data produksi disimpan.

2. Sistem pengukuran kinerja yang efektif  untuk menampilkan dasbor didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi perusahaan, evaluasi atas berbagai aktivitas, dengan menggunakan ukuran-ukuran kinerja, sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif, dan memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenai masalah-masalah yang ada serta kemungkinan perbaikan. Keputusan manajemen akan manfaat informasi dasbor penyulingan Valero dimana mengembangkan dasbor terpisah yang menunjukkan statistik rinci pada konsumsi daya setiap unit perusahaan dan setiap pabrik, menampilkan informasi terkait tujuan strategi perusahaan dan sejumlah faktor strategis di luar kendali manajer perusahaan sehingga manajer dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana perusahaan mereka sebenarnya beroperasi dan bagaimana untuk memperbaikinya.
3.  -Sistem informasi manajemen yang menyajikan berbagai bentuk laporan yang akan disimpan dalam dasbor perusahaan dimana berguna untuk pengambilan keputusan dan analisi manajer.
-Sistem informasi eksekutif, dimana para manajer dapat belajar dari para eksekutif untuk dasbor penyulingan dalam mengatur interaksi di lingkungan perusahaan.
-Sistem informasi sumber daya manusia yang mendukung organisasi dan manajemen perusahaan dalam mengelola dan merawat system dasbor perusahaan.

4.   Dasbor menampilkan data realtime yang  berkaitan dengan pabrik dan keandalan peralatan, manajemen persediaan, keselamatan, dan konsumsi energi sehingga harus saling terintergrasi antara ketiga aspek tersebut agar kinerja yang dihasilkan akan efisien dan bermanfaat bagi perusahaan dalam mencapai tujuan.

5.  Faktor lingkungan seharusnya dapat dilakukan oleh para manajer perusahaan. Perusahaan Valero tidak perlu mengembangkan sistem dasbor untuk mengukur faktor lingkungan yang tidak dikendalikan karena meskipun  sistem dasbor kuat tidak dapat mengubah operasi yang tidak menguntungkan menjadi sesuatu yang menguntungkan.  Sistem dasbor tidak mengatakan apa-apa tentang inovasi produk, pemasaran, penjualan, atau setiap daerah lain dari perusahaan .

Share:

Januari 03, 2013

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT)


COBIT diartikan sebagai tujuan pengendalian untuk informasi dan teknologi terkait dan merupakan standar terbuka untuk pengendalian terhadap teknologi informasi yang dikembangkan dan dipromosikan oleh Institut IT Governance. COBIT pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1996 adalah merupakan alat yang disiapkan untuk mengatur teknologi informasi.

COBIT telah dikembangkan sebagai sebuah aplikasi umum dan telah diterima menjadi standar yang baik bagi praktek pengendalian dan keamanan TI yang menyediakan sebuah kerangka kerja bagi pengelola, user, audit sistem informasi, dan pelaksana pengendalian dan keamanan. Komponen COBIT terdiri dari Executive Summary, Framework, Control Objectives, Audit Guidelines, Implemenation Tool Set, Management Guidelines 

COBIT memiliki misi melakukan riset, mengembangkan, mempublikasikan, dan mempromosikan makalah-makalah, serta meng-update tatanan atau ketentuan TI controls objective yang dapat diterima umum berikut panduan pelengkap yang dikenal sebagai Audit Guidelines yang memungkinkan penerapan framework dan control objectives dapat berjalan mudah. Tatanan atau ketentuan tersebut selanjutnya digunakan oleh para manajer dunia usaha maupun auditor dalam menjalankan profesinya. Sedangkan visi dari COBIT adalah dijadikan COBIT sendiri sebagai satu-satunya model pengurusan dan pengendalian teknologi informasi.


Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
-Effectiveness : Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
-Efficiency : Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
-Confidentiality : Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
-Integrity : Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
-Availability : Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
-Compliance : Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
-Reliability : Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

Target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :

  • Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
  • Manajemen
Untuk mengambil keputusan investasi TI, keseimbangan resiko dan kontrol investasi,  benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
  • Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
  • Auditors
 Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal, memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.

Share:

Sekilas Tentang COSO


COSO kepanjangannya Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. Sejarahnya COSO berkaitan sama FCPA yang dikeluarkan sama SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Bedanya, FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, sedangkan COSO merupakan inisiatif dari sektor swasta.


Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: American Accounting Association, American Institute of Certified Public Accountants,  Institute of  Internal Auditors,  Institute of Management Accountants,  Financial Executives Institute. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi2 yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.


COSO memandang pengendalian internal merupakan rangkaian tindakan yang mencakup keseluruhan proses dalam organisasi. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemennya , akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses tersebut. Menurut COSO pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kbijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur , dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas itu. Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian, auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian yang paling penting.


Penilaian resiko
Penilaian resiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifkasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP.


Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain yang sudah termasuk dalam empat komponen lainny, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani resiko guna mencapai tujuan entitas. Sebenarnya ada banyak aktivitas pengendalian semacam ini dalam entitas mana pun, termsuk pengendalian manual dan terotomasi. Aktivitas pengendalian umumnya dibagi menjadi lima jenis berikut ini:

1. Pemisahan tugas yang memadai.
2. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
3. Dokumen dan catatan yang memadai.
4. Pengendalain fisik atas aktiva dan catatan.
5. Pemeriksaan kinerja secara independen

Informasi dan Komunikasi
Tujun sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses,, dan melaporkan transaki yang dilakukan entitas itu serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi mempunyai beberapa subkomponen, yang biasnya terdiri atas kelas-kelas transaksi seperti penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, akuisisi dan sebagainya.


Pemantauan
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi.


Komponen ini bekerja untuk membangun dasar bagi pengendalian internal suara dalam perusahaan melalui kepemimpinan langsung, berbagi nilai-nilai dan budaya yang menekankan akuntabilitas dalam pengendalian.
Share:

Instagram