Mau melihat
proses pembuatan keramik secara langsung di pabriknya? Atau belajar membuat
keramik untuk menambah keahlian? Seru banget loh berwisata ke galeri dan pabrik
keramik seperti agenda kami saat Famtrip Blogger dan Media yang diselenggarakan
Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara beberapa waktu lalu.
Terletak
di sebelah barat Banjarnegara sekitar 30 km dari pusat
kota. Tepatnya di Kecamatan Klampok Purwanegara, terdapat kawasan
UMKM alias sentra keramik yang telah berdiri sejak puluhan tahun silam bahkan
hasil produksinya sudah dipasarkan hingga ke mancanegara. Sangat mudah untuk
menemukan sentra keramik ini. Berada di Jalan Raya Klampok, sebelah kiri jalan,
bangunan tinggi dengan bentuk poci di atasnya berarti
anda sudah menemukan Usaha Karya Keramik
Klampok.
Galeri
keramik ini menjual berbagai jenis
keramik bermacam bentuk dan ukuran. Guci, hiasan dinding, vas bunga, souvenir, patung berbentuk
gajah yang termasuk produk pertama kali pabrikan Klampok, dan kerajinan lainnya.
Galeri keramik ini nyatanya
tidak hanya menjual produk pabrikan
Klampok saja, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia.
Memasuki
galeri milik Bu Yanti, kami peserta
famtrip #BanjarnegaraAsyik memperhatikan bermacam model keramik yang dipajang.
Pada ruangan depan, lebih banyak ditemukan keramik guci dengan ukuran yang
variatif dan hiasan ruangan berbagai bentuk. Pada bagian dalam galeri, terdapat rak berisi
produk keramik seperti asbak, keranjang kecil, pot, piringan, tatakan satu set
poci dan gelasnya. Pada ruang ini, produk keramik berwarna kecoklatan
mendominasi. Lanjut ke ruang ketiga, di mana lebih diisi dengan produk vas
bunga, cawan, tempat duduk, dan pernak-pernik souvenir berukuran kecil seperti
mobil, asbak berbentuk bebek, rumah-rumahan, dan sebagainya.
Menariknya,
kami juga sempat mengunjungi dapur pembuatan keramik
yang letaknya tidak jauh dari galeri tersebut.
Di lokasi pabrik, Bu Yanti menjelaskan cara proses pembuatan keramik dari bahan
dasar berupa tanah liat
hingga menjadi produk jadi yang
siap dipasarkan. Saya melihat ada beberapa pengrajin yang sedang bekerja. Ada
yang melakukan finishing glasir, membuat tutup poci, mengukir keramik, dan
mengangkat keramik yang sudah kering dijemur. Sangat berkesan sekali berada di tempat
ini. Melihat langsung proses pembuatan keramik oleh sang ahlinya.
Singkat
cerita, awal mula keramik ini merupakan peninggalan
pemerintahan kolonial. Maka lazim
bila model keramiknya mendapat pengaruh model keramik Belanda. Lantas Usaha Karya
Keramik Klampok ini didirkan oleh Bapak Masrundari Sunarno tahun 1969.
Beroperasi 25 tahun kemudian, tahun
1994, Bu yanti melanjutkan usaha tersebut sepeninggal almarhum ayahnya. Kini
pabrik yang diemban Bu Yanti sebagai generasi kedua memiliki 100 orang pekerja.
Setiap bulan, produksinya
dapat menghasilkan poci sebanyak 40.000 buah. Raupan omsetnya pun cukup lumayan karena
didistribusikan hingga ke pasar global seperti US,
Arab, Afrika dan Asia.
Strategi
yang dilakukan Bu Yanti dalam merambah pasar global
adalah mempelajari kultur negara yang akan
dimasukinya. Sebagai contohnya Jepang,
negara Asia Timur ini lebih menyukai keramik yang minimalis tetapi
fungsional. Sedangkan pasar US biasanya lebih prefer ke keramik bernilai seni
yang dapat mempercantik interior ruangan. Kemudian
cara memasuki pasar US adalah bekerjasama dengan Pier1,
sebuah perusahaan handicraft terbesar di Amerika. Untuk sekali pemesanan bisa
mencapai 7 unit kontainer.
Keberhasilan
usaha keramik ini bukan tanpa usaha yang optimal tentu dengan selalu menjaga
nilai-nilai terdahulu. Seperti melestarikan
ciri khas utama keramik ini dalam hal bentuk ukiran, ciri utamanya ialah
berlubang tampak tegas
dengan warna dasar cenderung gelap. Kelebihan lain yang
dimiliki adalah kualitas keramiknya yang termasuk tembikar dengan kualitas keras standar dunia. Sebab sudah terbukti akan produk impornya
yang tetap awet atau tidak mudah pecah jika berada di negara bermusim dingin.
Bicara
soal kompetitor, dalam 4 tahun terakhir, Vietnam menjadi
kompetitor utama dengan
keunggulan komparatif pada harga yang relative lebih murah. Hal ini setelah dikunjungi oleh Bu Yanti, faktanya efisiensi
biaya pabrikan gerabah di Vietnam sangat
ditekan karena mereka masih menggunakan pembakaran
tradisonal di mana oven untuk membakar produk
keramik dibuat di lereng-lereng gunung yang dikeruk seperti tatakan kayu bakar dan
tempat pembakaran
keramik. Sementara kalau di
pabrikan Klampok sendiri
sudah menggunakan sistem pembakaran modern. Pengunaan gas dan mesin oven yang
memerlukan perawatan secara berkala, sehingga costingnya lebih besar.
Bahan
utama pembuatan keramik adalah
tanah jenis lempung. Tanah ini harus
mengandung fesfat, kaolin, dan silika. Material bahan baku didapatkan dari daerah tetangga seperti Ajibarang, Wonosobo, dan Kebumen. Ada dua cara dalam pengolahan tanah
liat yakni diendapkan dan dilumatkan menggunakan mesin. Untuk pengolahan pabrikan Klampok memakai cara diendapkan terlebih
dahulu sehingga material yang dipakai
sari tanahnya saja. Tentu ini akan menghasilkan kualitas produk yang terbaik
pula.
Setelah
diendapkan, bahan baku
ditiriskan menjadi dua jenis yang teksturnya keras dan lembek. Untuk bahan baku keras
digunakan untuk membuat keramik seperti patung atau hiasan dinding. Sedangkan yang
bertekstur lembek untuk bahan membuat poci. Dalam pembuatan keramik, ada
tiga teknik yang dapat digunakan. Diantaranya teknik dengan menggunakan alat pemutar,
teknik cetak, dan
teknik pilin. Bahan baku tersebut dibuat dengan
tiga alternatif teknik pembuatan untuk membuatnya menjadi suatu barang produk.
Setelah
menjadi terakota (berbentuk), dilakukan penjemuran
selama dua hari agar bahan mengeras.
Kemudian dilakukan pengukiran sesuai motif tertentu, baru diamplas agar menjadi halus. Langkah selanjutnya adalah finishing
glasir (pemberian warna dasar umumnya coklat
kemerahan). Namun
ada pula glasir dengan
memakai kulit telur, pecahan
kaca, gedebok pisang, dan sebagainya tergantung kreativitas atas produk yang akan dihasilkan.
Disinilah arti seni membuat keramik, terserah pembuatnya melakukan apapun yang
penting kreatif. Selesai diglasir, tahapan
lain adalah mewarnai dengan cat. Langkah terakhir kemudian pembakaran
selama 15 jam dalam suhu mencapai 900-1100
derajat. Jadilah sebuah produk keramik dengan proses yang cukup
panjang.
Usaha
Karya Keramik Klampok utamanya memproduksi
poci mencapai 90% keseluruhan produknya. Selain diekspor, pasar dalam negeri biasanya bekerjasama dengan
perusahaan brand minuman teh. Poci tersebut digunakan
sebagai alat media penjualan minuman teh
ketika melakukan promosi oleh perusahaan. FYI juga nih, poci-poci yang terkenal di Tegal
pun produknya buatan pabrikan Klampok loh.
Sentra
keramik Klampok ini pula sering didatangi pengrajin dari berbagai daerah untuk belajar
langsung menggali kelebihan yang hanya ada di pabrikan Klampok. Pemerintah
pusat juga sering mengirimkan pengrajin untuk pemberdayaan dalam mempelajari
pembuatan keramik Klampok yang masih menggunakan sistem tradisional dalam
proses pembuatannya seperti penggunaan alat pemutar. Selain itu, kunjungan
anak-anak PAUD hingga mahasiswa pun
dapat melakukan pelatihan pembuatan keramik secara langsung di pabrik. Hal ini bertujuan untuk
menumbukan kreativitas
dan melatih kewirausahaan mereka. Jadi, kapan kamu mau
berkunjung ke sentra keramik Klampok. Penasaran dong? Yuk datang ke jantungnya
Jawa Tengah, Banjarnegara!
0 komentar:
Posting Komentar